Apabila seorang hamba berbuat salah , lantas ia berkata,
“Wahai tuhanku, Engkau telah mentakdirkan, Engkau telah menghendaki dan telah memutuskan bahwa aku telah berbuat tidak baik ini,”
Niscaya Allah Yang Maha Besar dan Maha Agung akan berkata,
“Wahai hambaku engkaulah yang salah, engkaulah yang tidak mengerti dan engkaulah yang durhaka kepadaKU”
Tetapi apabila ia berbuat salah dan berdoa kepada Allah disebabkan kesalahannya dengan bermunajat,
” Wahai Tuhanku aku telah aniaya atas diriku, akulah yang salah akulah yang tidak mengerti” ( Subhanaka inii kuntu minas dzolimin, astaghfirullah hal adzim).
Niscaya Allah akan menerima permohonan kita dan Allah akan menjawab,
” Wahai hambaKu, Akulah yang menghendaki yang demikian, Akulah yang telah mentakdirkannya, karena itu sesungguhnya Aku maafkan segala kesalahanmu”
Demikianlah ahlak dan adab seorang hamba kepada Allah Azza wa Jalla, maka Allah akan menerima taubat kita, mengampunkan kesalahan kita, dan dicurahkan hujan kasih sayangNya kepada kita.
Apabila seorang hamba Allah mengamalkan kebajikan dan lantas ia berkata dan berdoa kepada Allah ,
“Wahai Tuhanku! Aku telah beramal, aku telah mentaatiMu dan aku telah mendekatkan diriku kepadaMU”
ia merasa ketika beramal adalah atas usahanya sendiri, maka Allah akan berkata,
“Wahai hambaKu, Akulah yang memberikan taufiq kepadamu, yang memberikan pertolongan kepadamu, dan yang memudahkanmu beribadat dan beramal, kenapakah engkau tidak mengakui yang demikian itu?”.
Berarti hal ini membawa Allah tidak senang kepada kita, karena kita tidak mengakui bahwa kita beramal semata-mata adalah karena karuniaNya.
Tetapi apabila seorang hamba Allah mengamalkan kebajikan dan lantas ia berkata dan berdoa kepada Allah
” Wahai Tuhanku, karena karuniaMu lah, maka Engkau menjadi kan aku dapat beramal, dan dengan inayahMU serta kemudahan yang Engkau kurniakan, maka aku telah dapat beramal”
Maka hal itu berarti orang ini adalah hamba yang dapat bersyukur, dan Allah senang kepadanya, hingga Allah akan menjawab,
“Wahai hambaku, engkau telah taat dan patuh kepadaKu, dan engkau telah mendekatkan dirimu kepadaKu”.
[Diceritakan oleh seorang sufi alim besar tasawuf Sahl bin Abdullah ra.]
“Wahai tuhanku, Engkau telah mentakdirkan, Engkau telah menghendaki dan telah memutuskan bahwa aku telah berbuat tidak baik ini,”
Niscaya Allah Yang Maha Besar dan Maha Agung akan berkata,
“Wahai hambaku engkaulah yang salah, engkaulah yang tidak mengerti dan engkaulah yang durhaka kepadaKU”
Tetapi apabila ia berbuat salah dan berdoa kepada Allah disebabkan kesalahannya dengan bermunajat,
” Wahai Tuhanku aku telah aniaya atas diriku, akulah yang salah akulah yang tidak mengerti” ( Subhanaka inii kuntu minas dzolimin, astaghfirullah hal adzim).
Niscaya Allah akan menerima permohonan kita dan Allah akan menjawab,
” Wahai hambaKu, Akulah yang menghendaki yang demikian, Akulah yang telah mentakdirkannya, karena itu sesungguhnya Aku maafkan segala kesalahanmu”
Demikianlah ahlak dan adab seorang hamba kepada Allah Azza wa Jalla, maka Allah akan menerima taubat kita, mengampunkan kesalahan kita, dan dicurahkan hujan kasih sayangNya kepada kita.
Apabila seorang hamba Allah mengamalkan kebajikan dan lantas ia berkata dan berdoa kepada Allah ,
“Wahai Tuhanku! Aku telah beramal, aku telah mentaatiMu dan aku telah mendekatkan diriku kepadaMU”
ia merasa ketika beramal adalah atas usahanya sendiri, maka Allah akan berkata,
“Wahai hambaKu, Akulah yang memberikan taufiq kepadamu, yang memberikan pertolongan kepadamu, dan yang memudahkanmu beribadat dan beramal, kenapakah engkau tidak mengakui yang demikian itu?”.
Berarti hal ini membawa Allah tidak senang kepada kita, karena kita tidak mengakui bahwa kita beramal semata-mata adalah karena karuniaNya.
Tetapi apabila seorang hamba Allah mengamalkan kebajikan dan lantas ia berkata dan berdoa kepada Allah
” Wahai Tuhanku, karena karuniaMu lah, maka Engkau menjadi kan aku dapat beramal, dan dengan inayahMU serta kemudahan yang Engkau kurniakan, maka aku telah dapat beramal”
Maka hal itu berarti orang ini adalah hamba yang dapat bersyukur, dan Allah senang kepadanya, hingga Allah akan menjawab,
“Wahai hambaku, engkau telah taat dan patuh kepadaKu, dan engkau telah mendekatkan dirimu kepadaKu”.
[Diceritakan oleh seorang sufi alim besar tasawuf Sahl bin Abdullah ra.]
Comments